Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kawasaki Versys-X 250 Baru dan Bekas Selisih Belasan Jutaan, Lebih Baik Mana?

 

Anda yang tertarik dengan Kawasaki Versys 250 ada informasi menarik. Harga unit lama Kawasaki Versys-X 250 dengan versi terbaru terpaut cukup jauh. Bisa mencapai belasan juta. Keluaran 2017 saja kami menemukan mulai dilego Rp 50 jutaan kecil. Sementara versi anyar diset Rp 68,9 juta OTR Jakarta. Lantas lebih baik beli baru atau bekas?

Perbedaan harga antara model gres dan lama memang cukup menarik. Tapi entah mengapa, di sejumlah platform jual beli daring kami tak menemukan banyak unit. Padahal filterisasi dilakukan untuk wilayah kota-kota besar dengan radius ratusan kilometer. Agak langka. Karena itu tampaknya Anda perlu upaya lebih saat memutuskan berburu motor ini.

Jika sudah selesai dengan urusan ketersediaan unit, baru pertimbangkan produknya. Salah satu yang membuat keluaran lama menarik, ia memiliki serangkai opsi kelir atraktif. Baik hijau, hitam, sampai oranye. Terbagi dalam varian City atau Tourer. Yang berarti, Anda masih punya kesempatan memiliki unit dengan sensor ABS. Sebab, di MY 2020 (Current Model) Kawasaki baru menyediakan unit non-ABS sejauh ini.

Dari situ tentu Anda pasti bertanya-tanya, apa bedanya dengan seri baru? Jujur saja, kebanyakan soal aksesori dan tema semata. Kini dilabur warna tunggal, grey matte. Kelir abu-abu berbeda dengan yang pernah dimasukkan beberapa tahun lalu. Permukaan tangki bensin sepenuhnya dilapis solid grey, bukan metallic. Sementara area panel samping didominasi hitam. Berikut sayap depan, spakbor, serta batok lampu.

Grafis anyar menjadi aksen menarik sebab dibuat tarikan garis hijau nyala ala Kawasaki. Kontras dengan warna dasar. Jenis tulisan Versys pada fairing kiri-kanan pun baru, lebih terkesan modern. Komposisi seperti ini cukup mengingatkan dengan line up sport fairing Kawasaki, semacam H2 atau Z series. Sporty.

Namun ia baru hadir dalam satu varian. Fog lamp belum masuk dalam paket penjualan, begitu juga rem dengan sensor ABS. Untungnya sudah ada dua box penyimpanan untuk memenuhi kebutuhan jelajah jauh. Soal bentuk keseluruhan masih sama. Mengenakan cover lampu menyambung dengan windshield tinggi, sementara model lampu V tetap dipertahankan. Serta merta sorot cahaya dari bohlam halogen. Tulang pelindung samping turut menjadi aksesori standar untuk melindungi bodi jika sewaktu-waktu motor roboh.

Bekalan kaki-kaki Versys lama-baru tak ada bedanya, toh sudah mumpuni buat diajak berjelajah. Ditopang rangka tulang punggung, berpadu fork teleskopik berdiameter 41 mm. Cukup besar. Lantas di belakang, peredam guncangan diprakarsai monoshock dan swing arm Bottom-link unitrack.

Selanjutnya roda, berukuran belang ala motor adventure. Pelek jari-jari depan terbungkus ban 100/90 19 inci, belakangnya 130/80 17 inci. Karena diutus untuk jadi petualang jalanan, bukan tapak dual purpose yang diberikan. Melainkan ban aspal murni. Sementara ukuran cakram depan 290 mm dan 220 mm merupakan adopsi format lama.

Bagaimana dengan mesin? Urusan sumber tenaga juga demikian. Tidak ada yang berubah sejak 2017. Konfigurasi ini adalah hasil adopsi dari Ninja 250 yang notabene ada di kelas sport fairing. Namun tenang saja, Kawasaki mengubah karakternya agar relevan dengan kontur lintas alam.

Memang padanan-nya sama, dua silinder paralel 249 cc DOHC delapan katup. Ukuran bore dan stroke pun hampir setara, 62 mm x 41,2 mm, alias overbore. Atas racikan tertentu, output torsi jadi lebih besar, yakni 21,7 Nm memuncak pada 10.000 rpm. Sementara daya maksimal mencatat 33,5 Hp di 11.500 rpm.

Salah satu elemen penting pada Versys, sudah mengadopsi sistem assist dan slipper clutch pada transmisi enam percepatan miliknya. Alhasil pengoperasian tuas kopling tak butuh banyak usaha, harusnya ringan. Perpindahan gigi juga lebih optimal, termasuk mengurangi risiko selip saat engine brake atau down shifting. Berguna saat touring pastinya.

Kalau fitur lainnya kurang lebih standar. Panel meter merupakan penggabungan model analog-digital. Hal terkait kondisi fundamental motor diinformasikan di situ. Rasanya sudah cukup informative, karena penghitung konsumsi bahan bakar dan trip meter pun sudah tertera.

Saat menyadari bahwa tak begitu banyak perbedaan, berburu bekas jauh lebih menarik bukan? Apalagi tau selisihnya belasan juta. Bisa digunakan untuk memugar kembali atau memodifikasi. Asal bisa mendapat unit bagus dan segar, tidak mengenaskan. Dan tak kalah penting, di seri lama ada opsi ABS. Hal ini cukup penting buat sebuah petualang meski tak benar-benar besar.

Pilihan Mesin Versys

Seri 250 menjadi perwakilan paling bontot. Kawasaki menyajikan Versys dalam tiga versi, mulai kelas pemula, menengah, sampai berukuran besar sekalipun. Masing-masing memiliki gap harga cukup jauh, tentu diselaraskan dengan teknologi dan performa signifikan pula.

Di kelas menengah misalnya, Versys 650 dijual mulai Rp 180,9 juta. Wujud dan styling-nya beda jauh. Dan paling penting memangku sumber tenaga berkali lipat lebih besar. Adalah mesin dua silinder 648 cc DOHC yang bersemayam di dalam rangka. Catatan output mencapai 68 Hp/8.500 rpm dan torsi 64 Nm/7.000 rpm. Disinergikan bersama transmisi enam percepatan berteknologi assist dan slipper clutch.

Fork depan sudah upside down, monoshock pun diposisikan tidur ala motor performa. Sementara laju kencang dijinakkan dua rem 300 mm semi floating di depan, serta cakram piston tunggal di belakang. Keduanya jelas terkoneksi sensor ABS.

Naik kelas lagi, hadir Versys 1000. Motor ini rasanya pas untuk para penggila touring, yang sudah tak merasa terakomodir adrenalinnya dengan dua motor tadi. Tapi siapkan juga mengocek kantong agak dalam, sebab ia dijual Rp 373 juta.

Empat piston 1.043 cc DOHC mengalun ria, memompa tenaga dan memberikannya kapanpun Anda mau. Hasil ekstraksinya begitu besar, 118 Hp di 9.000 rpm serta torsi puncak 102 Nm memuncak pada 7.500 rpm. Rasanya lebih dari cukup untuk kebutuhan jelajah.

Mengimbangi ekstraksi brutal, Kawasaki telah menyiapkan fitur andalan mereka. Salah satunya Kawasaki Traction Control (KTRC). Penahan traksi dapat diatur dalam tiga level, sesuai jalan yang bakal dilintasi. Lantaran mengaplikasikan sistem throttle-by-wire, ia pun memiliki mode berkendara: Low dan High. Masing-masing memengaruhi karakter bukaan gas.

Terakhir, girboks enam percepatan tentu berbekal assist dan slipper clutch. Fitur lain seperti sensor ABS dua kanal, fork upside down, serta shock tunggal laydown juga menjadi perangkat bawaan. Versys 1000 adalah paket paling lengkap bagi kaum penjelajah. (Hlm/Raju)

Post a Comment for "Kawasaki Versys-X 250 Baru dan Bekas Selisih Belasan Jutaan, Lebih Baik Mana?"